Syalom…!!!
Jika di hadapan saudara
terhidangkan makanan-makanan yang keliatannya enak, menarik perhatian, apa yang
akan saudara lakukan? Bagaimana jika makanan tersebut sebelumnya telah
dipersembahkan kepada berhala? Apakah saudara mau memakannya?
Tradisi agama-agama lain dalam mempersembahkan sesajen:
-
Budha
-
Bali: Sesajen sederhana
dipersembahkan setiap hari, sedangkan sesajen istimewa dipersiapkan untuk
acara-acara keagamaaan tertentu. Contohnya, setelah makanan harian
dipersiapkan, sedikit bagian dari makanan tersebut disisihkan untuk para dewa
penghuni rumah sebelum keluarga mengkonsumsi makanannyat. Selain itu, para dewa
juga disajikan canang kecil – tray daun kelapa yang diisi berbagai jenis bunga
dan sirih sebagai simbol keramah-tamahan.
-
Orang jawa/kejawen: Walaupun
para penduduk di Jawa sudah memeluk agama islam tapi kebanyakan dari mereka
tidak bisa melepaskan diri dari tradisi sesajen. Mereka menganggap tra disi ini
sangat penting. Bahkan sampai memunculkan kekhawatiran jika mereka tidak
memberikan sesajen kepada roh halus. Anggapan jika roh halus akan mengamuk jika
tidak diberi sesajen masih sangatlah kuat. Dan ini menjadi salah satu ciri
bahwa budaya hindu – budha sangatlah melekat di hati orang jawa.
-
Kemudian makanan
tersebut diyakini akan membawa rejeki, berkat, kedamaian dalam hidup orang yang
memakannya?
Bagaimana sikap saudara, apakah mau memakannya atau tidak? Mungkin
terkadang kita bingung. Bahkan ketika membaca penjelasannya dalam Alkitab kita
juga bingung, misalnya:
-
Kis. 15:20 “tetapi
kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari
makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging
binatang yang mati dicekik dan dari darah.”
-
I Kor.10:27 “Kalau kamu diundang
makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah
apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena
keberatan-keberatan hati nurani.”
Hari ini saya akan mengajak kita berfokus untuk merenungkan
apakah sebenarnya kita boleh memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada
berhala atau tidak? Di dalam Alkitab, pendengar diajarkan untuk tidak memakan
makanan yang sudah persembahkan kepada berhala: Kis.15:19-21.
Perikop ini berbicara mengenai hasil sidang di Yerusalem
mengenai sikap terhadap orang-orang non Yahudi yang percaya Kristus. Jadi saat
itu Injil semakin berkembang, dan orang yang bukan Yahudi pun percaya Injil.
Sehingga saat itu menimbulkan masalah, karena dalam ketetapan atau perjanjian
Allah dengan bangsa Israel ada beberapa hal yang perlu mereka lakukan/larangan:
-
Tidak boleh makan
darah/ binatang yang masih ada darahnya karena itu adalah nyawa
-
Tidak boleh menajiskan
diri dengan memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala
-
Tidak boleh memakan
daging binatang yang dicekik (berarti tidak keluar darah)
-
Ada juga perjanjian
sunat, setiap laki-laki Israel harus disunat
Ketetapan2 ini lah yang dipegang oleh bangsa Israel dan
turun temurun dipegang teguh oleh orang Yahudi (ay 21). Sehingga ketika ada
orang baru yang percaya kepada Kristus maka mereka harus menjalankan ketetapan2
tersebut. Jadi ketika ada orang non Yahudi yang percaya Yesus, maka jemaat atau
orang Yahudi asli menuntut mereka untuk mengikuti segala peraturan agama
Yahudi. Misalnya harus sunat, tidak
boleh makan darah, tidak boleh makan makanan yang dipersembahkan kepada
berhala. Namun ada beberapa hal,
dimana para Rasul menentang hal tersebut, karena apa yang pernah Allah janjikan
kepada nenek moyang Yahudi, telah tergenapi di dalam Kristus. Keselamatan bukan
karena menjalankan tradisi tetapi karena kasih karunia Tuhan, misalnya tidak
perlu sunat. Namun, Yakobus juga memberikan beberapa tambahan kepada mereka
yang baru percaya dan bukan orang Yahudi asli:
-
menjauhkan diri dari
makanan yang telah dicemarkan berhala
-
percabulan
-
dari daging binatang
yang mati dicekik
-
dan dari darah
Maksud Yakobus memberikan ke-empat hal ini adalah erat
kaitannya dengan masalah sosial atau masalah pergaulan dalam komunitas orang
Kristen Yahudi dengan orang Kristen non Yahudi. Keempat bagian hal yang
disebutkan oleh Yakobus adalah 4 hal yang sangat dibenci oleh orang Yahudi, hal
ini biasanya menjijikan bagi mereka. Ini bukan peraturan baru, tapi sudah menjadi
tradisi dan ajaran Musa (21). Orang Kristen Yahudi yang baru percaya tidak
mengetahui hal ini, terkadang mereka masih cerobah. Oleh sebab itu Yakobus
mengingatkan mereka supaya tidak terjadi perasaan yang menyebabkan benci dan
kesal khususnya dari orang Yahudi. Orang-orang Yahudi Kristen membutuhkan suatu
proses untuk bisa mengerti dan menerima bahwa aturan Taurat itu sudah
dihapuskan. Sebelum hal ini bisa terjadi, mereka tetap akan jijik terhadap
orang-orang yang makan hal-hal tersebut. Supaya ada hubungan yang baik antara
Yahudi dan non Yahudi, maka orang non Yahudi sebaiknya tidak makan apa yang
menjijikkan bagi orang Yahudi.
Bagaimana dengan jemaat Tuhan setelah mendengarkan
penjelasan di Kisah Rasul ini?
-
Apakah mau memakan
makanan yang ada darahnya à sushi, makanan setengah
matang
-
Misalnya, pas ada
Imlek & anda diundang makan oleh tuan rumah yg keluarganya belum percaya
Yesus, lalu mereka menyajikan makanan2 dari persembahan berhala, apakah saudara
mau memakannya? Kalau nggak dimakan, nggak enak sama tuan rumahnya, ntar sakit
hati. Tapi kalau dimakan, kan sudah dipersembahkan kepada berhala?
-
Daging korban idul
adha agama lain, halal nggak ya? Kemarin waktu idul adha, mbak diasrama masak
daging korban, dan kita makan-makan aja sih, yang penting enak dan tidak bau
amis masaknya J
-
Tapi kalo lagi makan
makannan itu, tiba-tiba ada saudara seiman kita yang tidak setuju, ngoceh gak
karuan "Kamu gila ya ..., Jangan dimakan dunk, itu kan makanan persembahan
berhala". Bagaimana?
Kegalauan ini dialami oleh satu jemaat yang dilayani oleh
para rasul, yaitu Jemaat Korintus. I
Korintus 10:23-33.
Surat I Korintus adalah suatu instruksi penggembalaan dari
Paulus kepada satu gereja di pertengahan abad pertama sesudah Masehi/ after
Christ. Gereja ini sedang menghadapi beberapa masalah khususnya yang mengancam
kesatuan gereja. Kota Korintus sendiri merupakan kota yang multikultur. Ada
dibawah kekuasaan Romawi. Di kota ini banyak sekali terdapat kuil-kuil untuk
dewa-dewi mereka, dan juga ada gereja-gereja untuk komunitas orang Kristen. Di
dalam kota tersebut selalu diadakan pesta keagamaan, dimana biasanya mereka
akan mempersembahkan binatang sebagai kurban. Daging tersebut akan mereka makan
bersama sebagai tanda penghormatan kepada dewa-dewi mereka, tapi sebagian lagi
mereka jual di pasar. Nah…daging yang dijual dipasar ini, yang sebelumnya telah
dipersembahkan kepada berhala, merupakan salah satu konflik yang terjadi di
jemaat Korintus, “Apakah kita boleh memakan daging tersebut?” Sehingga hal ini
menjadi salah satu alasan Paulus menulis perikop yang sudah kita bacakan tadi.
I.
bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan
Prinsip yang harus kita ingat dalam bacaan ini adalah bahwa
jemaat ini adalah orang Kristen. Satu hal yang Paulus tekankan kepada mereka
ketika ia berkata bahwa “kita boleh memakan makanan tersebut”, adalah bumi serta segala isinya adalah milik
Tuhan. Orang Kristen tidak harus seperti orang Yahudi yang memastikan bahwa
daging itu berasal dari binatang yang telah dibunuh secara benar atau bahwa
makanan itu tidak ada kaitannya dengan penyembahan kafir. Orang Kristen adalah
orang yang sudah dibebaskan, orang yang sudah dimerdekakan, jadi tidak lagi
bergantung kepada masalah tersebut. Apa yang berasal dari Tuhan sang Pencipta
itu adalah baik adanya. Sehingga Paulus mengatakan:
-
Ayat 25: boleh memakan
segala sesuatu yang dijual dipasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan.
-
Bagaimana jika seorang
yang tidak percaya mengundang anda makan dirumahnya? Paulus mengatakan
“makanlah apa yang dihidangkan kepadamu tanpa mengadakan pemeriksaan karena
keberatan hati nurani (27). Tentu akan menimbulkan keadaan yang memalukan atau
bahkan mengganggu tuan rumah apabila tamunya yang kristen itu melontarinya
dengan pertanyaan2 tentang asal-usul makanan yang terletak dimejanya itu.
Nikmatilah makanan itu kata Paulus dan jangan bertanya-tanya tentang asal-usul
makanan tersebut (kecuali anda kolestrol, ya…ingat kesehatan dan umur J).
-
1Kor 8:8 "Makanan
tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau
tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."
Tapi kalo lagi
asyik makan makannan itu, tiba-tiba ada orang Kristen yang tidak setuju, lalu
ngomel-ngomel & ngoceh gak karuan "Kamu gila ya ..., Jangan dimakan
dunk, itu kan makanan persembahan berhala". Apa yang harus kita lakukan?
II.
Pertimbangan hati nurani
-
1Kor. 10:28 Tetapi
kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah
engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena
keberatan-keberatan hati nurani.
Inilah yang harus menjadi bahan pertimbangan kita sebagai
orang Kristen:
-
10:23-24: utamakan
kesatuan komunitas. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi
bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi
bukan segala sesuatu membangun. Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya
sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.”
Daripada terpecah belah gara-gara makanan, mending tidak usah makan.
-
8:9 “Tetapi jagalah,
supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.”
Paulus menekankan jangan sampai pengetahuan dan kebebasan yang kita miliki
mejadi batu sandungan bagi saudara kita yang lain, yang masih lemah imannya.
-
10:32 “Janganlah kamu
menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun
Jemaat Allah.
Bapak ibu saudara sekalian… hal ini juga menjadi
prinsip kebenaran bagi kita semua ketika kita bertindak dalam hidup ini, bukan
hanya masalah makanan, tapi juga masalah-masalah etika, perbuatan lainnya.
Hendaknya kita juga perlu mengerti manfaat dan tujuaan dari apa yang kita
lakukan agar semua yang kita lakukan boleh berkenan kepada Tuhan.
Masalahnya adalah tidak sedikit orang Kristen
yang berbuat seenaknya dalam hidupnya, sehingga menjadi batu sandungan bagi
saudara seiman yang lain:
-
Makan seenaknya
-
Gosip seenaknya
-
Ibadah seenaknya
Baca ayat
31-32